Infeksi
Cacing Nematoda Pada Usus Halus Babi di Lembah Baliem
dan Pegunungan Arfak Papua
dan Pegunungan Arfak Papua
•
Babi
merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang
memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena mempunyai sifat-sifat
menguntungkan di antaranya mempunyai pertumbuhan yang cepat, jumlah anak
perkelahiran yang tinggi, efisien dalam mengubah pakan menjadi daging, dan
memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap makanan dan lingkungan.
•
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saluran pencernaan babi yang
diambil dari pegunungan Arfak sebanyak 20 sampel dan Lembah Baliem 10 sampel.
Sampel itu dilakukan pembedahan kemudian usus halus dikerok dan semua isi dari
usus halus dikeluarkan dan ditampung di dalam ember yang berisi formalin 70%.
Untuk mengidentifikasi jenis cacing
yang ada pada usus halus dilakukan penyaringan menggunakan
saringan berukuran 150 μm.
Cacing-cacing yang terkumpul kemudian diidentifikasi secara mikroskopis
•
Setelah dilakukan identifikasi cacing
nematode yang menginfeksi usus halus babi di Lembah Baliem dan Pegunungan
Arfak, teridentifikasi empat jenis cacing yaitu : Ascaris suum,
Strongyloides ransomi, Globocephalus urosubulatus, dan Macracanthothyncus
hirudinaceus.
•
Dari
tiga puluh sampel babi, didapatkan 17 babi positif
terinfeksi cacing nematoda dengan
prevalensi 57%, dalam hal ini prevalensi cacing nematoda di Lembah Baliem sebesar 90% dan di Pegunungan Arfak sebesar 40%.
• Pada
hasil penelitian prevalensi infeksi cacing nematoda menunjukkan bahwa infeksi Ascaris suum tercatat hanya dari babi yang diperiksa di lembah Baliem, dua puluh persen dari babi
dari lembah Baliem terinfeksi ascaris ini. Untuk intensitas
infeksi cacing pada Lembah Baliem memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Pegunungan Arfak. Strongyloides ransomi nematoda dengan panjang 4 mm, didapat tiga puluh persen ekor babi yang
diperiksa dari daerah Arfak. Globocephalus sp juga
dicatat dari duodenum babi diperiksa di wilayah Arfak
dan Lembah Baliem. Cacing tambang ini memiliki panjang sekitar 9 mm dan melekat pada mukosa duodenum
dengan bukal kapsulnya. Macracanthorhyncus hirudinaceus, yang biasa
disebut juga cacing dengan kepala berduri tercatat di kedua daerah dan infeksi berat diamati
dari Lembah Baliem. Untuk intensitas infeksi didapatkan hasil bahwa wilayah
Lembah Baliem memiliki nilai intensitas yang lebih tinggi dibandingkan wilayah
Pegunungan Arfak
• Ascaris
sp, Strongloides sp, Globocephalus sp, Macracanthorhyncus sp adalah cacing yang dominan menginfeksi usus halus babi
yang berasal dari Lembah Baliem dan
Pegunungan Arfak Papua. Prevalensi infeksi cacing nematoda
pada usus halus babi di Lembah Baliem sebesar 90% dan di Pegunungan Arfak sebesar 40%. Intensitas infeksi Ascaris sp pada usus halus babi di Lembah
Baliem sebesar 22,25 dan di Pegunungan
Arfak sebesar 3,67. Intensitas infeksi Strongyloides sp pada
usus halus babi di Lembah Baliem tidak terdapat infeksi dan di Pegunungan Arfak sebesar 530. Intensitas infeksi
Globocephalus sp pada usus halus babi di Lembah Baliem 49,5 dan di Pegunungan Arfak sebesar 401,6. Intensitas infeksi Macracanthorhyncus
sp pada usus halus babi di Lembah Baliem 5,2 dan di Pegunungan
Arfak sebesar 1.
Kelompok 4 :
1.
Alina
Sekar L. (M3513002)
2.
Anisa
Retno U. (M3513006)
3.
Bambang
Bagus S. (M3513012)
4.
Bella
Asfarina (M3513014)
5.
Fajar
Nurhayati. (M3513019)
6.
Mariyani (M3513032)
7.
Riska
Yuli R. (M3513044)
8.
Rizky
Dwi L. (M3513046)
9.
Sandra
Puspa K. (M3513049)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar