Pages

>>Welcome To Diploma 3 Pharmacy UNS 2013 Blog's , Thank you for Visitting Here <<

Resume Jurnal Kelompok 4 - Cacing Nematoda

Minggu, 21 Desember 2014

Infeksi Cacing Nematoda Pada Usus Halus Babi di Lembah Baliem
dan Pegunungan Arfak Papua
      Babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena mempunyai sifat-sifat menguntungkan di antaranya mempunyai pertumbuhan yang cepat, jumlah anak perkelahiran yang tinggi, efisien dalam mengubah pakan menjadi daging, dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap makanan dan lingkungan.
      Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saluran pencernaan babi yang diambil dari pegunungan Arfak sebanyak 20 sampel dan Lembah Baliem 10 sampel. Sampel itu dilakukan pembedahan kemudian usus halus dikerok dan semua isi dari usus halus dikeluarkan dan ditampung di dalam ember yang berisi formalin 70%. Untuk mengidentifikasi jenis cacing yang ada pada usus halus dilakukan penyaringan menggunakan saringan berukuran 150 μm. Cacing-cacing yang terkumpul kemudian diidentifikasi secara mikroskopis
      Setelah dilakukan identifikasi cacing nematode yang menginfeksi usus halus babi di Lembah Baliem dan Pegunungan Arfak, teridentifikasi empat jenis cacing yaitu : Ascaris suum, Strongyloides ransomi, Globocephalus urosubulatus, dan Macracanthothyncus hirudinaceus.
      Dari tiga puluh sampel babi, didapatkan 17 babi positif terinfeksi cacing nematoda dengan prevalensi 57%, dalam hal ini prevalensi cacing nematoda di Lembah Baliem sebesar 90% dan di Pegunungan Arfak sebesar 40%.
      Pada hasil penelitian prevalensi infeksi cacing nematoda menunjukkan bahwa infeksi Ascaris suum tercatat hanya dari babi yang diperiksa di lembah Baliem, dua puluh persen dari babi dari lembah Baliem terinfeksi ascaris ini. Untuk intensitas infeksi cacing pada Lembah Baliem memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pegunungan Arfak. Strongyloides ransomi nematoda dengan panjang 4 mm, didapat tiga puluh persen ekor babi yang diperiksa dari daerah Arfak. Globocephalus sp juga dicatat dari duodenum babi diperiksa di wilayah Arfak dan Lembah Baliem. Cacing tambang ini memiliki panjang sekitar 9 mm dan melekat pada mukosa duodenum dengan bukal kapsulnya. Macracanthorhyncus hirudinaceus, yang biasa disebut juga cacing dengan kepala berduri tercatat di kedua daerah dan infeksi berat diamati dari Lembah Baliem. Untuk intensitas infeksi didapatkan hasil bahwa wilayah Lembah Baliem memiliki nilai intensitas yang lebih tinggi dibandingkan wilayah Pegunungan Arfak
      Ascaris sp, Strongloides sp, Globocephalus sp, Macracanthorhyncus sp adalah cacing yang dominan menginfeksi usus halus babi yang berasal dari Lembah Baliem dan Pegunungan Arfak Papua. Prevalensi infeksi cacing nematoda pada usus halus babi di Lembah Baliem sebesar 90% dan di Pegunungan Arfak sebesar 40%. Intensitas infeksi Ascaris sp pada usus halus babi di Lembah Baliem sebesar 22,25 dan di Pegunungan Arfak sebesar 3,67. Intensitas infeksi Strongyloides sp pada usus halus babi di Lembah Baliem tidak terdapat infeksi dan di Pegunungan Arfak sebesar 530. Intensitas infeksi Globocephalus sp pada usus halus babi di Lembah Baliem 49,5 dan di Pegunungan Arfak sebesar 401,6. Intensitas infeksi Macracanthorhyncus sp pada usus halus babi di Lembah Baliem 5,2 dan di Pegunungan Arfak sebesar 1.
Kelompok 4 :
1.      Alina Sekar L.           (M3513002)
2.      Anisa Retno U.          (M3513006)
3.      Bambang Bagus S.    (M3513012)
4.      Bella Asfarina            (M3513014)
5.      Fajar Nurhayati.       (M3513019)
6.      Mariyani                    (M3513032)
7.      Riska Yuli R.             (M3513044)
8.      Rizky Dwi L.             (M3513046)               
9.      Sandra Puspa K.       (M3513049)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar