Kejadian
penyakit cacing usus di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
Infeksi cacing usus masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia terutama di daerah pedesaan. Pada
anak-anak, cacingan akan berdampak pada gangguan kemampuan untuk belajar,
sedangkan pada orang dewasa akan menurunnya produktivitas kerja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prevalensi kecacingan di Kota Palu dan Kabupaten
Donggala, Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional. Telur cacing diidentifikasi
menggunakan metode langsung.
Langkah metode
cross-sectional yaitu
diawali dengan penmgambilan sampel . Sampel yang digunakan adalah tinja
penduduk di Kota Palu dan Kabupaten Donggala yang terpilih secara acak untuk
semua tingkatan umur. Pengambilan tinja dilakukan sekali dan responden
diberikan kesempatan untuk menyerahkan tinjanya selama tiga hari. Sampel tinja
dikumpulkan dengan membagikan plastik klip yang berisi stik es krimuntuk
mengambil tinja. Sampel tinja yang terkumpul kemudian diperiksa di Laboratorium
Parasitologi Balai Litbang P2B2 Donggala.
Identifikasi telur cacing menggunakan metode langsung. Tinja diambil sedikit,
diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan lugol 2% kemudian ditutup
dengan kaca penutup setelah itu diperiksa di mikroskop dengan menggunakan
perbesaran 10x dan 40x8. Fungsi penambahan larutan lugol 2 % ini untuk membuat
fase dispers pada suspense tinja sehingga telur cacing nantinya mudah diamati. Data
hasil pemeriksaan laboratorium kemudian dihitung tingkat infeksinya
(prevalensi), yaitu jumlah sampel tinja yang positif terinfeksi cacing dibagi dengan
jumlah sampel yang diperiksa dikalikan
dengan
100%.
Hasil pemeriksaan kecacingan di dua kelurahan di
Kota Palu menunjukkan bahwa kecacingan terjadi baik pada laki-laki maupun pada
perempuan dengan persentase lebih banyak terjadi pada perempuan. Pada tingkat
pendidikan terlihat bahwa yang positif terinfeksi kecacingan paling banyak pada
tingkat pendidikan tamat SD, kemudian tamat SMA, dan terendah pada tingkat
tidak tamat SD. Sedangkan menurut kelompok umur yang positif kecacingan paling
banyak ditemukan pada kelompok umur 18-40 tahun, dan terendah pada kelompok
umur lebih dari 65 tahun.
Prevalensi kecacingan di Kota Palu berada di kisaran
survei kecacingan tahun 1986-1991 berkisar antara 40-60%, sedangkan di
Kabupaten Donggala prevalensi kecacingan berada di bawah hasil survei tersebut.
Tinggi rendahnya prevalensi kecacingan di sutu
wilayah penelitian berhubungan erat dengan kebersihan individu dan sanitasi
lingkungan atau ditentukan pula oleh
partisipasi masyarakat yang bersedia diperiksa tinjanya. Di Kota Palu, tingkat
partisipasi masyarakat yang mengumpulkan tinjanya lebih banyak dibandingkan di
Kabupaten Donggala, sehingga memungkinkan lebih banyak masyarakat di Kota Palu
yang ditemukan positif terinfeksi cacing dibandingkan di Kabupaten Donggala.
Ada 4 aspek yang menyebabkan terjadinya infeksi
kecacingan yang ditularkan melalui tanah, keempat aspek tersebut adalah mencuci
tangan sebelum makan, membuang air besar dijamban, memakai alas kaki bila
bermain dan keluar rumah dan
kebiasaan
menggigit kuku jari tangan. Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan
merupakan
aspek
higiene perseorangan yang berhubungan dengan infeksi kecacingan yang
penyebarannya melalui mulut yaitu A. lumbriciodes dan T. trichiura.
Manusia terinfeksi oleh A. lumbriciodes dan T. trichiura karena
menelan telur infektif (telur yang
mengandung
larva) yang mengkontaminasi makanan, minuman dan alat makan.
Proporsi jenis cacing yang paling banyak ditemukan
di dua kelurahan di Kota Palu adalah Trichuris trichiura (43,01 %),
diikuti oleh infeksi Ascaris lumbricoides (27,96%) danOxyuris
vermicularis (9,68%) serta infeksi campuran (1,08%), sedangkan di Kabupaten
Donggala adalah Hookworm (11,95%), Ascaris lumbricoides (7,55%),
Trichuris trichiura (2,52%), dan infeksi campuran (0,63%)
Kelompok 4 :
1. Alina Sekar L. (M3513002)
2. Anisa Retno U. (M3513006)
3. Bambang Bagus S. (M3513012)
4. Bella Asfarina (M3513014)
5. Fajar Nurhayati. (M3513019)
6. Mariyani (M3513032)
7. Riska Yuli R. (M3513044)
8. Rizky Dwi L. (M3513046)
9. Sandra Puspa K. (M3513049)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar