Pages

>>Welcome To Diploma 3 Pharmacy UNS 2013 Blog's , Thank you for Visitting Here <<

Resume Jurnal Kelompok 4 - Cacing Parasit Pencernaan

Minggu, 21 Desember 2014

DISTRIBUSI PARASIT PENCERNAAN Dl SEKOLAH DASAR NEGERI MIAWA
KECAMATAN PIANI KABUPATEN TAPIN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2008

Lukman Waris dan Nita Rahayu
Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu

Penyakit cacing usus merupakan kelompok penyakit neglected diseases (penyakit yang kurang diperhatikan), meskipun tidak berakibat fatal tapi sangat mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Infeksi kecacingan yang sering adalah "Soil Transmitted Helminths"
(STH) yang merupakan infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah. cacing STH antara lain Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (cacing tambang). Penyakit kecacingan menyerang semua golongan umur dan jenis kelamin, namun paling sering ditemukan pada anak usia pra sekolah. Cacing penyebab panyakit pada manusia terdiri dari cacing gelang (A.lumbricoides), cacing cambuk (T. Trichiura). cacing kremi (E. vermicularis), cacing kait (N. americanus dun A. duodenale), S. stercoralis dan Trematoda (F. buski) dan Cestoda (T. saginata, T. solium, H. nana). Artikel ini akan membahas tentang distribusi parasit pencernaan dan PSP (pengetahuan, sikap, dan perilaku) orang tua anak sekolah, masyarakat di daerah dengan ekosistem hutan dan pertambangan Kabupaten Tapin.
Metode yang digunakan adalah Survei Parasitologi dan Survei PSP.
·         Survei Parasitologi :Pemeriksaan tinja dilakukan pada anak sekolah dasar dari kelas (1- 6) untuk mengetahui besarnya prevalensi infeksi cacing usus. Sehari sebelum pemeriksaan tinja kepada anak yang terpilih diberikan spot yang telah diisi formalin 10%. Keesokan harinya spot yang telah berisi tinja sebesar ibu jari tangan atau kelereng (100 mg), diambil dan diperiksa. Pemeriksaan dilakukan secara langsung dengan menggunakan kaca penutup berukuran 22 x 402. Selanjutnya pada anak yang positif kecacingan diberikan pengobatan dengan memberikan obat cacing berspektrum luas Albendazol 400 mglkg BB dosis tunggal.
·         Survei PSP : kepala keluarga/orang tua anak sekolah sebagai responden, untuk mengetahuikondisi sosio-budaya, kebiasaan masyarakat yang tinggal di daerah endemis dengan cara melakukan wawancara terstruktur dengan instrumen pengumpul data berupa kuesioner kepada orang tua anak sekolah atau salah satu anggota keluarga maupun masyarakat setempat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan berusia 17-50 tahun, dan bersedia untuk diwawancara
Hasil yang di dapatkan : 12,89% anak SDN Miawa positif menderita kecacingan. Infeksi cacing terbanyak yaitu Hookworm sebanyak 8 orang (8,45%), cacing gelang (A. lumbricoides) sebanyak 4 orang (4,22%) dan 4 orang E. vermicularis (4,22%), 2 orang (2,11%) menderita kecacingan T. trichiura. Perlu dilakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat daerah endemis kecacingan, terutama anak-anak usia sekolah dan pra-sekolah untuk berperilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh penyuluh kesehatan setempat, dibantu oleh gurulpengajar di sekolah. Menjaga sanitasi
lingkungan sekolah, antara lain kamar kecil, kantin sekolah dan halaman sekolah.

Kelompok 4 :
1.      Alina Sekar L.           (M3513002)
2.      Anisa Retno U.          (M3513006)
3.      Bambang Bagus S.    (M3513012)
4.      Bella Asfarina            (M3513014)
5.      Fajar Nurhayati.       (M3513019)
6.      Mariyani                    (M3513032)
7.      Riska Yuli R.             (M3513044)
8.      Rizky Dwi L.             (M3513046)               
9.      Sandra Puspa K.       (M3513049)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar