DISTRIBUSI PARASIT PENCERNAAN Dl SEKOLAH DASAR
NEGERI MIAWA
KECAMATAN PIANI KABUPATEN TAPIN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2008
Lukman
Waris dan Nita Rahayu
Loka
Litbang P2B2 Tanah Bumbu
Penyakit
cacing usus merupakan kelompok penyakit neglected diseases (penyakit
yang kurang diperhatikan), meskipun tidak berakibat fatal tapi sangat
mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Infeksi kecacingan yang sering adalah
"Soil Transmitted Helminths"
(STH)
yang merupakan infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah. cacing STH
antara lain Ascaris lumbricoides
(cacing gelang), Trichuris trichiura
(cacing cambuk), Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (cacing tambang).
Penyakit kecacingan menyerang semua golongan umur dan jenis kelamin, namun
paling sering ditemukan pada anak usia pra sekolah. Cacing penyebab panyakit
pada manusia terdiri dari cacing gelang (A.lumbricoides),
cacing cambuk (T. Trichiura). cacing
kremi (E. vermicularis), cacing kait (N. americanus dun A. duodenale),
S. stercoralis dan Trematoda (F. buski) dan Cestoda (T. saginata, T. solium, H. nana).
Artikel ini akan membahas tentang distribusi parasit pencernaan dan PSP (pengetahuan,
sikap, dan perilaku) orang tua anak sekolah, masyarakat di daerah dengan
ekosistem hutan dan pertambangan Kabupaten Tapin.
Metode
yang digunakan adalah Survei Parasitologi dan Survei PSP.
·
Survei Parasitologi :Pemeriksaan
tinja dilakukan pada anak sekolah dasar dari kelas (1- 6) untuk mengetahui
besarnya prevalensi infeksi cacing usus. Sehari sebelum pemeriksaan tinja
kepada anak yang terpilih diberikan spot yang telah diisi formalin 10%.
Keesokan harinya spot yang telah berisi tinja sebesar ibu jari tangan atau
kelereng (100 mg), diambil dan diperiksa. Pemeriksaan dilakukan secara langsung
dengan menggunakan kaca penutup berukuran 22 x 402. Selanjutnya pada
anak yang positif kecacingan diberikan pengobatan dengan memberikan obat cacing
berspektrum luas Albendazol 400 mglkg BB dosis tunggal.
·
Survei PSP : kepala
keluarga/orang tua anak sekolah sebagai responden, untuk mengetahuikondisi
sosio-budaya, kebiasaan masyarakat yang tinggal di daerah endemis dengan cara melakukan
wawancara terstruktur dengan instrumen pengumpul data berupa kuesioner kepada
orang tua anak sekolah atau salah satu anggota keluarga maupun masyarakat
setempat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan berusia 17-50 tahun, dan
bersedia untuk diwawancara
Hasil
yang di dapatkan : 12,89% anak SDN Miawa positif menderita kecacingan. Infeksi
cacing terbanyak yaitu Hookworm sebanyak 8 orang (8,45%), cacing gelang (A.
lumbricoides) sebanyak 4 orang (4,22%) dan 4 orang E. vermicularis (4,22%),
2 orang (2,11%) menderita kecacingan T. trichiura. Perlu dilakukan
penyuluhan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat daerah endemis kecacingan,
terutama anak-anak usia sekolah dan pra-sekolah untuk berperilaku sehat dalam
kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh penyuluh kesehatan setempat, dibantu
oleh gurulpengajar di sekolah. Menjaga sanitasi
lingkungan
sekolah, antara lain kamar kecil, kantin sekolah dan halaman sekolah.
Kelompok 4 :
1.
Alina
Sekar L. (M3513002)
2.
Anisa
Retno U. (M3513006)
3.
Bambang
Bagus S. (M3513012)
4.
Bella
Asfarina (M3513014)
5.
Fajar
Nurhayati. (M3513019)
6.
Mariyani (M3513032)
7.
Riska
Yuli R. (M3513044)
8.
Rizky
Dwi L. (M3513046)
9.
Sandra
Puspa K. (M3513049)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar